Selasa, 27 November 2012

Nyeseeeel

Aku ga tau setan apa yang nempel di badanku, apa yang salah dengan diriku.Satu minggu ini tingkahku aneh banget. Uring-uringan ga jelas bikin gara-gara terus sama suamiku. Otak, hati dan mulutku ga kompak, mereka seakan-akan punya pikiran sendiri-sendiri tanpa mau bekerja sama sesuai dengan keinginanku.
Terhitung 4x aku berantem dlm satu minggu, dan you know what semua gara-gara aku yang bikin masalah. Sempet kepikiran, ini gara2 lutenyl yg lagi aku minum klo bener awas dokter yely (he...he...)
puncaknya malem minggu kemarin, aku ngamuk gara2 hal sepele, suamikku yang lagi pusing mikirin rumah yang biayanya makin bengkak terpancing emosinya. Tak ada kata2 keras keluar dr mulutnya (saat msh pacaran dia emosian), tp melihat luka di matanya sakit sekali hati ini. Sungguh aku sangat menyesal, aku hanya bisa menangis menyesali keegoisanku. Malam itu kami ngobrol banyak, kami berbicara dr hati kehati (psst.....aku baru tau ternyata suamiku fobia keramaian) hingga aku tertidur dipeluknya karena kecapean nangis.

Paginya kepalaku nyut-nyutan efek nangis yang heboh semalem. Kupandangi suamiku yang tertidur di sampingku. Kurenungkan lagi semua yang terjadi. Selama ini aku menganggap suamiku kurang pengertian, ternyata justru aku yang egois dan tak mau mengerti dia. Aku yang selama ini selalu vokal dan vulgar dalam pamer rasa sayang ternyata tak ada apa-apanya dengan perhatiannya padaku. Kusadari bahwa cintaku padanya tak sebesar cintanya padaku. Sungguh....smua tergantung bagaimana aku memandangnya. Sekarang setelah aku mengubah cara pandangku, sgalanya tampak lebih baik, tak seburuk yang kupikirkan. Aku hanya perlu bersabar dan menikmati yang terjadi. Semua ada prosesnya, semua ada masanya hingga indah pada akhirnya.
Terima kasih suamiku atas semua yang telah kau berikan, tetaplah mencintaiku dengan caramu sendiri.